Lebak- Penanggulangan dan pencegahan gizi buruk di Kabupaten Lebak, rupanya terus menjadi perhatian serius pihak Pemkab Lebak. Bahkan agar penanggulangan, serta pencegahannya mampu dilakukan dengan baik, Pemkab melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak kini memperkuat kerjasama dengan lintas sektoral atau dengan seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Hal itu harus berjalan dengan baik, karena faktor utama terjadinya gizi buruk, bisa akibat faktir kemisikinan keluarga, tidak memilikinya lapangan pekerjaan, minimnya pendidikan dan lain-lain.
Kepala Dinkes Lebak, HM Sukirman yang ditemui usai membuka acara sosialisasi penanggulangan gizi buruk lintas sektoral di Gedung Sugri Rangkasbitung, Selasa (17/7), mengatakan persoalan gizi buruk yang terjadi pada balita, bukan hanya persoalan minimnya pengetahuan kesehatan yang dialami masyatakat yang memiliki balita, tetapi banyak pula faktor penyebanbnya. Untuk itu agar penangulangan maupun pencegajan gizi buruk mampu dilakukan dengan baik, sejumlah SKPD diminta untuk turut intens melakukan penanggulangan dan pencegahannya.
“pada acara penanggulangan gizi buruk lintas sektoral ini, turut kami undang sejumlah SKPD dan lembaga lintas sektorak seperti Kantor Kementrian Agama Lebak. Kepada sejumlah SKPD dan lembaga sektoral telah kami ajak untuk melakukan penanggulangannya bersama-sama,”ujarnya
Sementara Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinkes Lebak, Sri Agustina menambahkan, seluruh masyarakat paham tergadap kesehatan anak, paham terhadap makanan yang beegizi untuk balita atau anak, memiliki pendidikan yang cukup, serta memiliki penghasilan untuk menghidupi keluarga, maka kasus gizi buruk tidak akan mungkin terjadi.
“data jumlah fluktuatif penderita gizi buruk hingga bulan ini di Lebak sebanyak 157. Jumlah tersebut sedang kami tanggulangi,”terang Sri Agustina.